Mungkin bagi orang umum yang awam pada dunia elektronik terdengar sangat muluk-muluk dan sukar dipercaya. Jawabnya tidak mustahil karena setelah saya mencoba dan membuktikan sendiri, maka percayalah Andapun pasti bisa.
Proses membalikan daya dari baterai untuk menyalakan lampu ini pada umumnya menggunakan beberapa komponen elektronik kit inverter seperti trafo, transistor, resistor dan kapasitor. Maka kali ini saya menyajikan alternatif termudah membuat inverter untuk menyalakan lampu dengan powerbank / baterai. Siapkan alat utama powerbank / baterai, fitting inverter, kabel USB bekas dan lampu LED tentunya. Alternatif lain lampu darurat tanpa modal, Anda juga bisa membuat rangkaian inverter mini dari barang bekas. Bisa dinyalakan dengan aki motor bekas, batre 18650 atau baterai hape juga lho, silakan baca cara membuatnya pada artikel mini inverter ini.
Membuat Lampu Emergency LED Sendiri, Yuk!
Selain itu, kita hidup di masa dimana informasi sangat mudah untuk diperoleh, termasuk rangkaian lampu emergency. Kami akan menggambarkan secara detail contoh proses pembuatan Lampu LED dari awal hingga produk jadi.
Apabila dirasa perlu menambah proses atau mengubah detail dari salah satu langkah masih sangat mungkin dilakukan, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang mau dicapai. Selain itu, LED sangat mudah untuk diperoleh, harganya juga cukup murah,. Baterai sekunder atau bateraiyang bisa di-charge (diisi ulang) – Contoh : aki / lead-acid battery (biasa digunakan untuk mobil, lampu emergency awal), baterai Ni-Cad dan Ni-MH (biasa digunakan untuk kamera), baterai Li-Ion dan Li-poly (biasa digunakan pada perangkat elektronik yang canggih dari HP hingga lampu emergency). Dalam proyek ini, baterai yang dipilih adalah Li-ion (Lithium-ion) tipe 18650 karena dirasa paling efisien. Jika kalian bongkar, biasanya baterai powerbank dan laptop menggunakan jenis Li-ion 18650. Keunggulan lain dari baterai 18650 ini adalah ukurannya relatif kecil, tapi energi listrik yang bisa disimpan cukup besar.
Jadi bisa diandalkan sebagai penyimpan listrik pada lampu emergency yang akan dibuat. Rangkaian ini cukup sederhana, karena menggunakan baterai HP sebagai sumber listrik. Jika kalian perhatikan, ada satu faktor yang kurang dari rangkaian tersebut, yaitu : RESISTOR. Setelah disesuaikan, rangkaian yang digunakan menjadi seperti gambar di bawah ini.
Untuk memudahkan kalian dalam pemasangan transistor, mengaculah pada panduan teknis (datasheet) yang bisa ditemukan dari internet. Resistor yang digunakan untuk membuat lampu emergency DIY berfungsi untuk membatasi tegangan dan arus yang mengalir dalam rangkaian, serta melindungi komponen lain dalam rangkaian tersebut.
Input dari charger HP biasanya menggunakan konektor (colokan) micro usb sehingga kalian dapat menggunakan komponen Micro USB to Dip untuk mempermudah dalam penggunaan charger HP saat mengisi baterai lampu emergency yang dibuat.
Adanya Micro USB to Dip memungkinkan kita untuk tidak perlu membongkar atau mengubah kabel charger.
Karena cukup mudah digunakan, selain itu tidak menimbulkan bekas atau merusak barang saat akan dicabut. Berikut ini merupakan panduan langkah-langkah pemasangan komponen hingga jadi sebuah lampu LED emergency yang bisa berfungsi dengan baik.
Apabila ada langkah yang perlu disesuaikan atau diubah sesuai dengan kebutuhan masih sangat memungkinkan. Setelah terpasang, kaki-kaki dari komponen dapat disolder dengan timah pada bagian bawah papan rangkaian (bagian yang terdapat lempengan tembaga berbentuk bulat) yang merupakan tempat menempelnya kaki komponen.
Tips: setelah kaki komponen disolder dengan timah pada bagian bawah papan rangkaian, maka sebaiknya kaki yang berlebih tidak dipotong terlebih dahulu untuk mempermudah menghubungkan antar komponen nantinya sesuai dengan desain dari rangkaian.
Berlaku juga untuk kabel yang disolder secara langsung ke papan rangkaian, jangan terlalu pendek dalam membuka lapisan luar kabel agar mempermudah proses solder dan untuk menyambung ke kaki komponen lainnya dengan mudah. Dudukan baterai biasanya sudah dilengkapi dengan kabel sehingga tinggal dipasangkan pada papan rangkaian menggunakan timah yang disolder. Hal ini dilakukan karena LED yang digunakan memiliki alas berupa heatsink (pembuang panas).
Karena itulah maka harus ditambahkan kabel pada bagian positif (+) dan negatif (-) LED. Apabila tidak cukup, dapat digunakan kabel yang secara langsung dipasangkan pada bagian bawah papan rangkaian untuk mempermudah pemasangan.
Setelah selesai hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sebelum dipasangkan pada wadah, sebaiknya rangkaian yang telah dibuat dicoba terlebih dahulu untuk memastikan rangkaiannya bekerja dengan baik.
Apabila bekerja dengan baik maka lampu akan mati saat ada sumber listrik dan kemudian akan menyala kembali saat tidak ada sumber listrik tersebut. Pada proyek ini digunakan wadah berupa toples kecil bekas makanan yang sudah dibersihkan dengan diameter tutup kurang lebih 5 cm dan tinggi toples kurang lebih 10 cm. Lampu ini akan berukuran cukup kecil dan mudah untuk dibawa sesuai dengan kebutuhan. Selain itu toples dipilih karena memudahkan untuk dibawa dan cukup bisa menahan percikan air apabila digunakan di luar ruangan, sehingga rangkaian tidak rusak.
Sesudah masuk ke dalam wadah pastikan semua fungsi lampu LED emergency yang dibuat masih bekerja dengan baik. Cek terakhir fungsi Lampu LED Emergency DIY pada saat terhubung sumber listrik Cek terakhir fungsi Lampu LED Emergency DIY pada saat tidak ada sumber listrik Nah, ternyata membuat lampu emergency LED sangat mudah dan tidak rumit bukan?
Selain itu keseluruhan komponen yang digunakan dalam proyek ini menghabiskan biaya kurang dari Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) saja! Selamat bereksperimen dan jangan lupa mampir ke katalog promo kami ya!
Be First to Comment