Press "Enter" to skip to content

Cara Membuang Baterai Powerbank Kembung

Karena itu, salah satu dosen program studi Teknik Kimia UNS, Agus Purwanto mengingatkan agar tidak membuang baterai Lithium sembarang. Sejauh ini, kata Agus, memang belum ada regulasi yang mengatur tentang daur ulang baterai Li-ion. Kendati demikian, sudah ada beberapa pihak akademisi yang meneliti bagaimana cara mendaur ulang baterai tersebut.

Cara Membuang Baterai

Baterai alkalin harus dikumpulkan dengan sampah rumah tangga berbahaya untuk didaur ulang secara khusus.

Ada Baterai Bekas di Rumah? Jangan Dibuang di Tempat Sampah, Ketahui Cara Membuangnya yang Benar

Hal ini menyebabkan baterai merupakan salah satu sampah elektronik yang paling berbahaya bagi lingkungan kita. Lalu berakhir tertanam di tanah atau masuk ke dalam sungai yang nantinya bisa menuju laut. Berbagai bahan kimia berbahaya ini nantinya bisa mencemari tanah dan air kalau baterai dibiarkan begitu saja.

Baca Juga: Tidak Selalu Menggunakan Google, 3 Negara Ini Punya Situs Pencariaan Lain untuk Mencari Informasi!

Selain itu, baterai bekas yang dibuang begitu saja ke tempat sampah juga bisa meledak dan menyebabkan kebakaran, teman-teman. Saat ujung-ujungnya ditempelkan dengan ujung baterai lain, maka bisa saja percikan api kecil dari arus listrik muncul dan menyebabkan meledak hingga kebakaran.

Agar tidak mencemari lingkungan, tentu kita harus membuang baterai bekas pakai dengan benar, nih, teman-teman. Salah satu caranya tentu saja adalah dengan tidak membuang limbah baterai langsung ke tempat sampah.

Baca Juga: Harganya Murah dan Mudah Ditemui, Ternyata Konsumsi Kacang Tanah Bisa Cegah Penyakit Berbahaya Salah satunya adalah kotak transparan yang ada di halte transjakarta Cawang UKI, Jakarta Selatan. Caranya adalah dengan menggunakan baterai yang bisa diisi ulang untuk berbagai alat elektronik seperti remote.

Apa yang kita lakukan jika baterai sudah tidak bisa dipakai lagi?

Setelah baterai menjadi usang, banyak dari kita membuangnya ke tempat sampah, padahal itu berbahaya sekali. Lalu, apa yang kita lakukan jika baterai sudah tidak bisa dipakai lagi? Perempuan yang akrab disapa Dhiba ini beralasan, dia kebingungan ke mana membuang sampah elektronik itu. “Aku berharap sebetulnya bisa diperbaiki, tapi karena butuh jadi beli lagi, akhirnya cuma disimpan di laci, itu yang membuat dia bertanya,” ungkapnya kemudian.

Lantas, apa yang membuat RJ tertarik untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya sampah baterai? Alasannya, jelas RJ, karena hampir semua alat elektronik yang kita gunakan sehari-hari menggunakan baterai supaya bisa berfungsi. Mulai dari ponsel, laptop, jam, mainan, bahkan mobil kini juga menggunakan baterai. “Sebenarnya tahu, pernah baca juga di box handphone-nya, bisa meledak, tapi karena terbiasa, buang ke sampah aja,” ujar Roni.

Sampah baterai sesungguhnya termasuk sebagai sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun), karena di dalamnya mengandung berbagai logam berat, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan kita. Padahal, baterai kalau kelamaan kita simpan akan berkarat, kemudian dalam situasi tertentu bisa meleleh, atau ada kandungannya terserap ke tanah.” Dora, seorang guru Fisika yang sedang menunggu bus mengungkapkan selama ini tidak menyadari bahwa itu adalah sampah elektronik. “Salah satunya kami tempatkan di posko dinas lingkungan hidup tiap kali car free day,” jelas Rosa.

Sumber gambar, BBC News Indonesia Keterangan gambar, Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rosa Ambarsari menjelaskan saat ini di Jakarta terdapat ‘tempat sampah elektronik’ di lima titik. Minimnya sosialisasi ke warga diakui oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Isnawa Adji.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mission News Theme by Compete Themes.